RAHASIA UNIT LINK 🤫…! PART – 1
Yang tidak di ketahui oleh banyak Nasabah, dan bahkan Agen Asuransi
Let’s Start
Tahun 2000 an adalah masa dimana produk Unit Link mulai di pasarkan. Awalnya semua perusahaan Asuransi menjual produk Traditional. Seperti:
Wholelife, Endowment (Dwiguna), Termlife (Berjangka), Standalone dan lain sebagainya
Teringat di tahun 1999 saat pertama kali saya mengikuti training tentang produk Asuransi, kami di ajarkan produk-produk traditional. Belum ada Unit Link. Dan tidak terbayang akan ada produk seperti Unit Link di Indonesia
Saat itu kami mendapat info bahwa Unit Link lagi trend di luar negeri dan ini produk yang sangat menarik. Karena sangat menguntungkan buat nasabah. Entah benar atau tidak info tersebut. Sungguh membuat hati penasaran…
Hingga akhirnya produk Unit Link di luncurkan di Indonesia, dan kami belajar lah produk tersebut. Jujur bahwa produk Unit Link ini RUMIT BANGET!
Ya betul.. sangat Rumit di bandingkan produk Traditional. Mengapa?
Agen di tuntut untuk menguasai spesifikasi dan istilah-istilah yang begitu rumit. Ada Premi Dasar, Premi Topup Reguler, Premi Topup Tunggal. Ada istilah cuti premi, Withdrawal, Biaya administrasi, Cost of Insurance, Cost of Rider, biaya pengelolaan.
Belum lagi soal alokasi Investasi, Fund apa saja yang tersedia. Apa itu saham, obligasi, pasar uang & campuran. Apa itu bank Kustodian, Perlu tahu Risk Profile nasabah, proses Switching dan lain-lain… kepala pasti panas sehabis training tentang Unit Link.
Lalu apa sih sebenarnya perbedaan utama dari produk Unit Link & Traditional?
Simplenya begini…
TRADITIONAL adalah produk yang di rancang untuk memberikan kepastian kepada nasabah. Semua Resiko sepenuhnya di tanggung oleh Perusahaan (Resiko Investasi). Sehingga Nilai Polis nya Pasti. Tidak naik turun. Kalaupun ada yang sifatnya variabel, itu adalah Deviden yang akan di bagikan ke nasabah bila perusahaan ada keuntungan lebih.
Nasabah mempercayakan sepenuhnya pengelolaan dana kepada perusahaan. Dan nasabah mendapat kontrak pasti sesuai isi polis. Di ilustrasi tidak ada asumsi estimasi tinggi, sedang & rendah untuk nilai polisnya. Tidak perlu ikut mengatur alokasi Investasi. Bahkan mungkin tidak perlu tahu dimana uang mereka di investasikan. Cukup percaya dengan kredibilitas & track record perusahaan Asuransi tersebut. Karena tiap Tahun, bahkan tiap Kuartal, perusahaan Asuransi akan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan yang bisa di pantau oleh seluruh nasabah. Berapa profitnya, berapa Asset nya, berapa RBC nya, berapa pendapatan preminya, berapa Klaim yang dibayarkan dan lain sebagainya
Kalo UNIT LINK, Nasabah yang sepenuhnya menanggung Resiko Investasi. Nasabah berhak menentukan dimana dananya di alokasikan. Di Saham, Obligasi (Surat hutang) atau Pasar Uang. Bahkan ada fund Offshore, dimana dana nasabah juga bisa di Investasikan di bursa luar negeri. Nasabah memiliki flexibilitas yang tinggi untuk ikut mengatur setiap saat. Bisa melakukan Switching & Topup. Maka otomatis Resikonya sepenuhnya ada di tangan nasabah. Perusahaan asuransi hanya mengambil fee pengelolaan & mengenakan biaya asuransi.
Lalu mana yang lebih bagus?
TRADITIONAL atau UNIT LINK?
Mau jawaban yang rumit atau yang simple? 😃
Sebelum kita bahas mana yang lebih bagus, saya coba sharing kenapa produk Unit Link bisa begitu Populer & Laris Manis di awal tahun 2000 an. Sehingga market di banjiri oleh produk Unit Link, agen-agen asuransi hampir semua menawarkan produk Unit Link, Perusahaan Asuransi juga berlomba-lomba mengeluarkan produk Unit Link. Dan produk Traditional seperti tenggelam, hilang di telan bumi. Bahkan banyak perusahaan asuransi yang menutup hampir semua produk Traditional nya dan beralih ke produk Unit Link saja
Produk UNIT LINK itu seperti juga Reksadana. Ada unit penyertaan, ada harga unit (NAB atau NAV), ada Bank Kustodian. Unit Link menggabungkan Investasi dengan proteksi. Sehingga nasabah bisa menikmati pertumbuhan hasil investasi sesuai alokasi Fund yang di pilih dan sekaligus mendapatkan proteksi Asuransi. Tentu ada biaya asuransi yang harus di bayarkan sesuai manfaat perlindungan yang diambil. Biaya ini di sebut sebagai Cost of Insurance (COI) dan Cost of Rider (COR)
Dan semakin berkembangnya Industri Asuransi, lahir juga produk Unit Link Back End Loading. Apalagi ini…? 🤔 Semoga gak makin bingung ya. Mungkin kita akan bahas di lain waktu soal Unit Link Back End Loading & Front End Loading
Kembali ke laptop…
UNIT LINK begitu populer karena:
Tgl 4 Januari 2002, IHSG = 385
Tgl 9 Januari 2008, IHSG = 2.830
Dalam 6 tahun IHSG bertumbuh 7.3x!
Ya…Dahsyat banget! 730%!
Jadi jangan kaget saat itu adalah masa keemasan nya produk Unit Link. Dan semua nasabah akan memilih alokasi fund di Saham (Equity) apapun profile Resikonya. Entah karena nasabah yang minta atau semua agen yang mengarahkan begitu. Dan Everybody HAPPY…
Dengan pertumbuhan IHSG yang begitu Luar Biasa, maka tentu nasabah HAPPY dengan Unit Link. Agen pun dengan sangat PD (Percaya Diri) menawarkan Unit Link. Di Ilustrasi, yang di tunjukkan ke nasabah adalah tabel estimasi hasil Investasi yang Tinggi (kolom paling kanan). Yang angkanya biasa menggunakan acuan 20% bahkan lebih. Dan faktanya setiap tahun pertumbuhan IHSG bisa diatas 25%! Bahkan hitungan saya dari 2002 hingga 2008 rata-rata pertumbuhannya 39,4%! Hampir 40% per tahun. Luar Biasa bukan 👍🏻👍🏻
Jadi jangan heran kalo produk-produk traditional menjadi “TIDAK LAKU”. Produk traditional karena resiko ditanggung oleh perusahaan, maka umumnya di kelola dengan konservatif agar memberikan jaminan kepastian untuk jangka panjang buat nasabah.
Perusahaan Asuransi juga menyambut gembira trend tersebut. Berlomba-lomba membuat Unit Link karena ini adalah produk yang tanpa Resiko apapun bagi mereka. Naik turun hasil Investasi ditanggung sepenuhnya oleh nasabah. Perusahaan asuransi pasti untung, dari biaya pengelolaan Investasi 2-2.5% tiap tahun, dari COR, COI & biaya admin. Tinggal mengelola rasio claim, kontrol biaya operational & genjot pendapatan premi.
Perusahaan tidak perlu modal besar, tidak perlu mempersiapkan Cadangan Teknis besar untuk menjamin kontrak seperti di produk traditional. Modal yang ada bisa dialokasikan untuk hal-hal lain, seperti Recruitment, Training, IT System, Bonus & Insentif untuk Tenaga pemasaran, Management & Direksi. Cukup ambil fee saja, tanpa resiko. Tinggal bagaimana mengembangkan jumlah tenaga pemasar & jalur-jalur distribusi baru agar mendapatkan Premi yang bagus & omset terus bertumbuh tiap tahun
Di masa itu juga perusahaan asuransi membuat konsep full Agency System. Branch system mulai beralih ke Full Agency system. Bisa menekan fix cost biaya operational kantor. Karena kantor pemasaran di miliki & dibiayai oleh pimpinan agency sendiri. Resiko di tanggung oleh Agency sepenuhnya.
Namun Agency juga HAPPY karena saat produksi/ omset nya bagus, maka Agency akan mendapatkan Insentif lebih. Agency bukan sekedar menjadi tenaga pemasar saja, melainkan menjadi partner bisnis yang bisa membangun aset bisnisnya dan bisa mewariskannya aset tersebut kepada keluarga/ generasi berikutnya.
Namun masa Indah Unit Link tiba-tiba berubah menjadi Kelam…. mengapa?
Yes… Krisis Keuangan Global di tahun 2008 berdampak ke Indonesia. Diawali dari krisis di Amerika karena Subprime Morgage, lalu merembet ke seluruh dunia. Khususnya bursa saham. Indonesia tidak terkecuali. IHSG Rontok dalam waktu singkat hingga ke 1.200 an, dari sebelumnya hampir 3.000 an. Turun lebih dari 50%! Mendadak semua orang tersentak & sadar bahwa resiko Investasi itu nyata dan bisa terjadi.
Namun dengan kondisi fundamental negara-negara di Asia yang cukup baik, maka Krisis keuangan tersebut berangsur-angsur pulih. IHSG tidak butuh waktu lama untuk bisa recovery. Sejak kejatuhan di tahun 2008, IHSG mulai merangkak naik lagi hingga puncak nya mencapai 6.600 an di Januari 2018.
Tapi coba perhatikan periode ke-2 berikut ini,
Tgl 9 Januari 2008, IHSG = 2.830
Tgl 26 Januari 2018, IHSG = 6.660
Dalam rentang waktu 10 tahun, IHSG hanya bertumbuh 2,3 x saja.
230% dalam 10 tahun.
Ini setara dengan rata-rata 8.94% per tahun
Bandingkan dengan periode 6 tahun sebelumnya (saya menyebutnya Periode Emas) yang mencapai 39.4% per tahun. Sangat jauh bukan?
Saya coba tunjukkan Fakta lain yang mungkin bisa mengejutkan kita semua.
Are you ready…?
Mengambil data mundur 9 tahun kebelakang dari tahun 2020 ke tahun 2011.
Tepatnya tgl 24 Maret 2020 dimana IHSG jatuh cukup dalam karena dampak wabah Corona.
Tgl 24 Maret 2020, IHSG = 3.937
Tgl 21 April 2011, IHSG = 3.801
Berapa Annual Rate nya?
Yes… Hampir NOL (0).
Selama 9 tahun tidak ada pertumbuhan sama sekali!
Jadi mana yang lebih bagus?
UNIT LINK atau TRADITIONAL?
Kita akan bahas di Part-2 ya.
Suntejo Lekry
ST CFP QWP AEPP
www.SuntejoLekry.com
Recent Comments